Saturday 3 October 2020

A Memory

Mungkin tidak sehebat gajah, tapi saya rasa saya punya ingatan yang cukup kuat. Saya masih ingat hal-hal yang pernah saya lakukan ketika saya masih kecil, mungkin sebelum saya sekolah. Bila saya flashback, memori atau kenangan itu muncul seperti cuplikan atau trailer film di bawah satu menit, atau mungkin sesingkat video Boomerang yang seperti diulang-ulang, kadang dalam format berwarna, kadang hitam putih.

Tentu saja ingatan yang masih tersimpan tidak terlalu detail, tapi apa yang sangat berarti untuk saya sepertinya itu yang masih saya ingat. Sesuatu yang baru, yang menyenangkan, yang berkesan, entahlah, untuk saya tidak cukup sulit untuk mengenang masa lalu bila hal itu cukup mengesankan. Tapi ingatan panjang ini juga tidak hanya menyimpan yang manis-manisnya saja, kenangan burukpun tersimpan sama baiknya. Pengalaman beberapa bulan yang lalu masih bisa saya putar kembali seperti itu terjadi kemarin sore, dan hal itu bisa membuat saya ketakutan, paranoid dan mungkin membekas jadi trauma. Saya pernah cerita secara singkat, bahwa sebuah pengalaman buruk membuat saya ketakutan dan membuat saya tidur dengan lampu menyala hingga saat ini.

Lain halnya dengan ingatan yang membuat saya sedih, dendam atau marah. Dengan proses belajar, melalui rangkaian meditasi, ingatan yang kurang menyenangkan tersebut saya relakan untuk pergi, saya ikhlaskan untuk lupa. Ada sebuah idiom yang katanya "memaafkan lebih mudah dari melupakan". Untuk saya itu sungguh benar adanya, pernah suatu ketika saya masih ingat dengan jelasnya betapa saya kecewa akan seseorang, saya merasa seolah saya dimanfaatkan dan sakit itu ternyata tertumpuk dalam ingatan. Sampai suatu ketika, saya memimpikan orang tersebut kemudian saya runutkan masalahnya, lalu saya mencoba untuk menetralkan perasaan saya, saya merelakannya untuk lupa dan melepaskannya pergi.

Bisa dibayangkan kan bagaimana orang dengan ingatan seperti saya mengalami overthinking, percaya deh, itu sungguh sangat menyiksa, hehehe... Kalau otak itu seperti tab dalam sebuah browser, maka untuk memanggil dan membuka tab baru tidaklah sulit, tapi dengan orang yang overthink, membuka tab tersebut tapi tidak menutupnya kembali akan membuat browser-nya bekerja semakin lambat atau mungkin jadi hang

Dari yang saya baca hasil penelusuran Google, ingatan itu dipengaruhi oleh usia, emosi, dan aspek psikologis lainnya seperti intelegensi, minat, bakat, perhatian dan motivasi. Dan ingatan juga bisa dilatih, jadi kita ga cepat lupa atau ga cepat pikun saat umur kita tua nanti.

Dan jika nanti kelak kita menjadi tua, ketika pikun atau lupa tidak bisa dielakkan lagi, semoga kita hanya mengingat hal yang indah dan menyenangkan saja ya.





Cheers!

No comments: