Saturday 25 February 2017

Shit Happens

Ketika kamu belajar dan merasa menguasai semua materi pelajaran dengan baik, tapi nilai akhirmu hanya mentok di C.

Ketika kamu dalam sebuah LDR dan kamu rela pindah kota demi mendekatinya, tapi begitu dekat, putus.

Ketika kamu berusaha move on, tapi mantanmu masih tak bisa lepas, begitu kamu mau memberikan kesempatan kedua, mantanmu punya pacar baru.

Ketika kamu mencoba serius dalam hubungan, merasa dia yang terbaik, tapi kamu tak dapat restu karena beda suku.

Ketika kamu buka hati baru, mencobanya pelan - pelan, tanpa kamu tahu, gebetanmu sedang menyiapkan pernikahan.

Ketika hanya kamu yang selalu datang sendiri ke setiap undangan.

Ketika kamu harus pandai mengatur waktu kumpul dengan teman - teman, karena mereka masing - masing punya pasangan.

Ketika kamu bersedia menunggu bertahun - tahun, demi cinta dan berharap jodoh, kemudian bukan kamu yang duduk di sampingnya di depan penghulu.

Ketika merasa performa kerja maksimal, tapi karirmu selalu di bawah kaki senior.

Ketika kamu mencintainya dan kamu hanya dianggap teman.

Ketika mencoba lari dari kenyataan tapi kemudian jadi penyakitan.

Ketika memulai hidup baru tapi malah jadi jauh lebih berantakan.

Ketika pertemanan berjalan, lalu merasa ada persaingan, dan berakhir dengan bermusuhan.

Ketika kamu mencoba membuka hati untuk jatuh cinta tapi salah jalan.

Ketika semua orang mendikte yang kamu lakukan tidak benar.

Ketika orang - orang bertukar cerita tentangmu diam - diam dan melebih - lebihkan.

Ketika semua orang menjauhimu seolah kamu penyakitan dan menular.

Ketika teman yang kamu percaya, sudah tak bisa diajak bicara.

Ketika kamu hanya sendiri dan berharap untuk bisa segera pergi.

Ketika kamu tahu bahwa semua ini tentang hidup yang harus dijalani.

Wednesday 22 February 2017

Teman yang

Aku, seorang teman dari beberapa orang,
Bisa sekedar hanya kenal, hanya bicara seperlunya, teman dekat atau teman yang sudah seperti bagian dari diri mereka sendiri.
Aku teman yang selalu ada kapanpun aku bisa untuk mereka ajak jalan.
Aku teman yang perhatian, mungkin posesif karena ingin selalu tahu keberadaannya dalam keadaaan aman.
Aku teman yang juga dicari pada saat mereka membutuhkan, hanya sekedar mendengarkan curhatan atau memang itulah teman.
Aku teman yang menyebalkan, bicaraku akan apa adanya dan kadang menyakitkan.
Aku teman yang bukan hanya selalu akan membalas responnya di sosial media.
Aku teman yang tak akan meninggalkannya saat mereka dalam masalah.
Aku teman yang akan memarahi mereka bila mereka berbuat salah, tak peduli umurnya lebih tua dariku atau tidak.
Aku teman yang tidak menghakimi salah benarnya sikap mereka.
Aku seorang teman yang tak malu bicara dengannya kapanpun.
Aku teman yang tak hanya dalam hati dan pikiran.
Aku teman yang saling mendukung dan mendoakan.

Mungkin, karena aku teman sungguhan.

Jika

Jika kamu bertanya seberapa besar,
Jawabannya ini sudah terlalu besar.
Jika kamu ingin mengetahui seberapa dalam,
Aku takut kamu tak mampu mengukurnya dan kelelahan.
Jika kamu bertanya seberapa dekat,
Tolong jaga nafasmu agar tak tercekat.
Jika kamu penasaran tentang rasa,
Ku beri tahu campuran bahagia, luka, suka, tawa, duka dan kecewa, berujung lelah.
Jika kamu bertanya hati atau logika,
Aku memainkannya sama rata, tapi aku hampir gila.
Jika kamu bertanya samakah dengan yang sebelumnya?
Jawabku, tidak.
Jika kamu terbelalak dan berkata apa maksudku tidak? Apakah itu bukan cinta?
Mungkin, ini cinta dewasa.

Friday 17 February 2017

Kamu, Kau.

Padamu, kuucapkan selamat,
Ternyata kamu yang terlebih dulu mengucap akad.
Padamu, kuucapkan terima kasih,
Olehmu aku terlupa rasa sakit didahului lagi berjanji suci.
Padamu, kusampaikan, akhirnya kamu berani terikat oleh simpul yang terkuat.
Padamu, kukatakan, yang kau berikan lebih sakit dari melihatnya dalam upacara pernikahan.
Padamu, tulus aku mengucapkan, semoga kamu berbahagia.
Padamu, aku menegaskan, sakitku ini pelajaran, kau lanjutkan saja sakitmu yang tak berkesudahan, tak perlu kau cari bantuan.

Padamu, kamu dan kau, aku berterima kasih, mari lanjutkan hidup dengan penuh kebahagiaan.

Tuesday 14 February 2017

Gelombang Kedua

Dengan jarak yang kita punya,
Dengan rasa yang mulai sirna,
Dengan sapa yang telah terlupa,
Akankah kau berlaku sama,
Bila gelombang benci kembali pasang,
Bila suara caci semakin keras saling bersahutan,
Bila sumpah serapah tersebut di setiap ujung kata terucap,
Dan bila kau temukan fakta menyakitan.

Akankah kau masih membagikan bahagiamu dan menyediakan bahu dan telingamu?

Tuesday 7 February 2017

Pintu, Keliru, Kamu.

Pintu datang satu persatu,
Kadang bersamaan,
Tak pernah kubuka, sedikit ku tengok, lalu semua ku tinggal pergi.
Pikirku, aku tak akan betah, nanti.
Kemudian, satu pintu itu berani ku buka,
Pelan - pelan, gemboknya ku lap dulu, anak kunci ku beri doa dalam hati.
Masuk aku di dalamnya, indah, bahagia, penuh tawa.
Belum lama, pintu menyuruhku pergi, katanya tak layak aku di sini.
Aku menjerit di depannya, aku berteriak, aku menangis, aku kesakitan.

Kemudian pintu berkata "kamu keliru atau kamu coba lagi lain waktu".