Sunday 5 May 2013

Truly Followers

Selamat Sore!

Sebenernya ide ini sudah muncul dari beberapa bulan yang lalu, sayang waktu itu saya tidak punya cukup waktu untuk menuliskannya di blog ini.
Punya followers? pasti punya dong, apalagi Anda aktif di jejaring sosial seperti twitter, path, instagram dan yang lainnya yang memang sedang marak saat ini. Tapi saya disini tidak akan membahas tentang sosial media, ini mengenai kepribadian. Ya betul, ternyata kepribadian juga bisa dikatakan followers jika Anda hanya mengikuti arus yang ada tanpa memilih mana yang benar atau tidak, mana yang harus diikuti atau tidak, dan mana yang harus dipercaya atau tidak.
Kepribadian seseorang juga sama seperti orang tersebut menerima informasi atau sesuatu yang baru dalam dunia marketing, saya baca dalam bukunya @pandji bahwa ada elemen-elemen yang atau orang yang bisa dikatakan sebagai innovators, early addaptors, early majority, late majority dan laggard.
Innovators adalah tipe orang yang selalu mencari sesuatu yang baru, Early addaptors adalah orang-orang yang pertama mengadaptasi hal yang dilakukan innovators, Early Majority adalah mayoritas masyarakat yang paling duluan mengadaptasi Early addaptors, sedangkan Late Majority adalah kalangan mayoritas yang belakangan mengadaptasi dan Laggard adalah orang yang suka mengkonsumsi sesuatu yang sudah basi.

Lalu apa hubungannya dengan followers Mir?
Tentu ada dong, ga mungkin saya nulis panjang lebar tanpa ada maksud dan hubungannya. Jadi pada saat itu, sekitar awal tahun 2010 lewat sebuah jejaring sosial saya mengenal teman-teman baru, berteman akrab sebagai sebuah komunitas, dan hal itu menjadi awal masalah bagi saya dan pacar saya dulu. Dia tidak menyukai dunia baru saya dan mengatakan bahwa hal itu tidak penting. Saya rasa dia salah dan saya bertahan dengan pendirian saya, singkat cerita tahun berganti dan kami mengakhiri hubungan kami, saya menemukan bahwa dia mulai tergila-gila dengan sosial media yang awalnya dia katakan tidak penting itu, sungguh late majority bukan?
Ketika orang-orang mulai ramai menggunakan sosial media, dia ikutan gila, tapi belakangan setelah dia melarang saya habis-habisan. Kemudian, ketika hubungan kami berakhir dan dia memulai lagi hubungan baru dengan wanita lain, yang ternyata addict sosial media juga, wanita tersebut melakukan hal-hal yang dulu mantan saya larang terhadap saya. Sungguh lucu ya..

Dan kenapa saya katakan followers? sesungguhnya kata itu untuk wanita tersebut, bagaimanapun, Anda tidak bisa membenci seseorang yang Anda tidak kenal hanya karena Anda mengetahui cerita tentang orang tersebut dari pihak lain, menjelek-jelekkan orang tersebut kepada teman-teman Anda yang melakukan public humiliation. Followers sekali bukan? tanpa mengetahui bagaimana cerita sebenarnya dari kedua pihak, hanya karena dia mantan dari pacar Anda sekarang dan mereka menjalani hubungan yang cukup lama Anda bisa langsung membencinya.

Jujur, Saya tidak pernah membenci semua mantan pacar dari mantan-mantan saya, karena apa? Setiap orang punya masa lalu, dan membenci masa lalunya tidak akan membuat Anda akan bersamanya saat ini.
Saya tidak membencinya, baik mantan pacar saya dan pacar barunya itu, hanya saja saya ingin menyampaikan dan berbagi cerita bahwa sebagai followers di sosial media tidak menjadikan kepribadian kita sebagai followers juga, kita bisa memilih dan menelaah masalah mana yang bisa kita campuri atau tidak,
saya tidak berharap dia membaca tulisan saya ini karena berteman dengannya pun saya tidak. :)

Sekali lagi, jangan pernah Anda membenci seseorang karena cerita dari satu pihak saja, terlebih Anda tidak mengenalnya dengan baik, Siapa tahu apa yang dilakukan oleh orang yang Anda benci itu sama dengan apa yang Anda lakukan bila menghadapi masalah yang sama, atau bahkan Anda tidak lebih baik dari dia.
Kenali lebih dalam siapa diri kita dan bercerminlah.



Cheers!