Thursday 9 August 2012

Just the way I am

Pernah dengar cuplikan lagu John McEntire judulnya Stay the same?
lirik pertamanya lumayan kena dengan apa yang saya alami akhir-akhir ini, begini liriknya

"Don't you ever wish you are someone else,
you are meant to be, the way you are exactly,
don't you ever say you don't love the way you are,
and I hope to learn your self, the way you are by far"

Sebenarnya menjadi diri sendiri itu mudah, hanya hal itu akan menemukan kesulitan ketika apa yang ada dalam diri kita tidak diterima oleh suatu pihak karena suatu kriteria. Ras dan suku contohnya.
Mungkin sedikit membawa unsur SARA, but believe me that this case still being a problem which can make you and your spouse broke up. Permintaan orang tua tentang anaknya yang harus menikah dengan suku tertentu, menurut saya untuk saat ini adalah menjadi tindakan atau pikiran yang sangat kolot.
Di jaman yang sudah maju sekarang ini, dimana informasi sudah dapat diakses dalam hitungan detik, masih saja ada yang percaya bahwa bila tidak menikah dengan suku yang sama maka akan dikucilkan lingkungannya.

Pernah dengar iklan salah satu provider yang mengatakan bahwa kebebasan memilih itu Bullshit? Saya suka sekali kata-kata didalam iklan itu karena memang pada kenyataannya itu benar. Kebebasan memilih itu berlaku dengan syarat dan ketentuan apalagi tentang memilih pasangan untuk hidup.

"Kebebasan itu ilusi. Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ditanganku, Asalkan se suku, kalo bisa kaya.
Kebebasan itu lucu, Katanya, bebas berteman dengan siapa saja. Asal orang tua suka,
Kebebasan itu fantasi. Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ditangan. Asalkan dari keluarga terpandang dan juga cantik”

Percaya bahwa ditolak karena perbedaan suku dan ras itu sangat menyakitkan, kita sama-sama ciptaan Tuhan bukan? dan mengapa rasa antara 2 manusia harus dipisah hanya karena perbedaan suku, ras dan keturunan?

Saya yang berasal dari Sunda, tidak berkeberatan jika nanti harus menikah dengan suku Sunda, Minang, Jawa, atau yang lainnya, orang tua saya pun saya yakin sudah berpikiran terbuka mengenai hal ini. Jika selalu dibatasi, lalu harus dengan siapa? calon pilihan orang tua? lalu dimana kebebasan seorang anak untuk menentukan jalan hidupnya nanti?
But anyway, apa yang menjadi pikiran saya dan orang tua saya belum tentu sejalan dengan pikiran orang tua teman dekat saya yang masih mempertahankan hal itu. Orang tua yang meminta anaknya untuk menjaga keberlangsungan keturuanannya dan seorang anak yang hanya ingin berbakti pada orang tua. Semua itu demi menjaga eksistensi dan pengakuan dilingkungannya.  It feel so hurt when you know that you are rejected because you are not come from the same ethnic.

This is me, Mira Maharani and I'm a hundred percent Sundanese, I'm proud of it and is it wrong if i'm not Javanese and or Arabic???