Friday 1 November 2019

It's All About Choices

Sebetulnya sudah beberapa hari ini saya berniat untuk menulis, ide sudah ada di kepala dan menggantung di depan mata, tinggal dipetik, gitu katanya. Tapi ternyata, distraksi itu lebih kuat sampai akhirnya lupa atau keburu ngantuk atau ada hal yang harus saya lakukan yang tidak di depan laptop. 
Bicara mengenai pilihan, semakin ke sini saya merasakan saya semakin idealis. Ada nilai-nilai tertentu yang saya pegang yang mungkin bisa saja menurut orang lain berlebihan. Apa saya tanya orang lain mengenai hal ini untuk membandingkannya? Tentu saja tidak, saya cuma menyimpulkan sendiri bahwa nilai atau prinsip yang saya pegang ini seperti sebuah pernyataan sikap atas apa yang saya yakini baik.

Berbelit-belit ya? Ga apa-apa lah, toh saya menulisnya untuk kepuasan pribadi. I don't know if there are other people who read my blog and enjoy my writings. Jadi ceritanya karena status unemployed ini, after I've been interviewed in several places, every time I finished it, I always reflecting my self whether I really want to join with the company and do the business or not. Contohnya nih ya, I've been interviewed in a pharmaceutical startup then I got the insight that if I do the business and expand it, I will make people consume more on chemical drugs instead of making them healthy. Terus lagi di perusahaan furniture, I was thinking like how I can join and promote the campaign of living in minimalism if I'm working in a furniture company and asked people to buy more. Dan beberapa renungan lain yang berasal dari beberapa perusahaan.

Ribet ya? Entahlah, saya juga heran sama hati dan pikiran saya sendiri. Dari beberapa kejadian itu kemudian saya berkesimpulan, kalau cita-cita saya adalah ingin membantu orang lain, membantu masyarakat secara langsung dan terasa manfaatnya, selain saya menjadi guru yoga dan meditasi dan punya studio sendiri, saya bisa mencapainya dengan kerja di perusahaan yang sejenis social enterprises, atau yayasan apa gitu yang memang bisa berdampak langsung ke masyarakat atau komunitas tertentu yang dibantu.

Saya masih terus mencoba semua cara dan tidak menyerah, walaupun kadang saya juga butuh untuk ditepuk pundaknya dan dikuatkan. Karena ternyata dalam keadaan seperti sekarang ini, saya mulai sadar di mana titik lemah saya, ketika saya bisa langsung meleleh secara mental dan air mata. Ditoel sedikit aja udah ambyar kalau pakai bahasa fans nya Didi Kempot.

Jadi ya seperti yang saya bilang tadi, semuanya adalah pilihan dalam mencoba untuk meneruskan hidup ini, ya kan? Toh dalam soal pilihan ganda pun ada pilihan di mana semua jawaban benar, jadi mau coba yang mana pun selama menjalani dengan sebaik-baiknya, akan menghasilkan sesuatu yang baik juga.

Semoga kita semua menemukan nilai hidup kita dan memegangnya dengan penuh keyakinan dan demi kebaikan, baik itu diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara, dunia dan semesta.
Semoga kita semua sukses menjalani prosesnya dan menikmati hasilnya.



Cheers!