Monday 23 March 2020

Ini Gila

Saya pikir, saya pernah menulis sesuatu dan mem-posting-kannya di tahun ini.
Sungguh, tahun 2020 ini memberikan warna dan rasa yang luar biasa, hingga bisa jadi gila.
Saya pikir, di tahun ini saya bisa memulai semuanya dengan baik, menata kembali hidup dan meluruskan kembali lintasan yang kemarin sempat carut marut. 

Kembali bekerja di kantor dengan jadwal yang sudah jelas, meja kerja dan alat tulis serta laptop sudah lengkap, tidak ketinggalan pula kartu nama dengan posisi baru tertera di sana untuk menjaga profesionalisme. 
Belum sempat berbangga pada keluarga, saya ditimpa duka. Meninggalkan luka yang menganga yang hanya bisa disembuhkan oleh waktu, berlapang dada dan doa. Sosok Bapak tak mungkin bisa digantikan siapapun di dunia.

Ketika saya mulai mencoba berbenah hati, bersahabat dengan lara, dan berdamai dengan trauma, semesta seolah berkata "Tunggu dulu, tahan sebentar", hingga sampailah kabar yang membuat saya kembali bernestapa, hilang satu sahabat tersayang.

Saya pikir, pasti ada hikmah dibalik sebuah peristiwa, bersungkawa membawa sahabat lama kembali bercerita, bertukar kabar dan canda, saling mengejek dan memaki tak lupa diselingi diskusi dan saling mengkritisi.

Saya pikir, tak masalalah saya membawa misi pribadi demi jiwa yang waras dan masa depan yang masih luas. Tapi tak ada yang lebih gila dari hal-hal yang membuat saya kembali menghisap batang demi batang nikotin di tengah ketakutan orang akan wabah yang menyerang paru-paru, memicu rindu pada masa lalu, mengaduk emosi seperti layaknya hati ini kue bolu, dan membuat saya semakin fokus untuk berdoa dan meditasi dan ketagihan makan nasi.

Tak ada yang lebih gila dari sebuah cerita di suatu senja, seseorang berkata bahwa dia pernah beristri 3, saya menganga dan berkata "Ini sungguh gila".






Semoga semua mahkluk hidup aman, sehat, berbahagia dan dilindungi dari virus bernama Corona.

Cheers,