Thursday 13 June 2019

A Pensieve

Pernah ga kalian mengalami atau merasakan kalau perasaan kalian jadi numb, mati rasa, sulit untuk merasa senang dan bahagia?
Lagi-lagi saya merasakannya, saya pikir ini kenapa ya? Kenapa window shopping dan beli parfum baru pun tidak membuat saya bahagia? Apa yang salah yang terjadi pada diri saya? hmmm...

Sebetulnya banyak hal baru yang rencananya ingin saya lakukan menginjak semester kedua di tahun 2019 ini, lalu apakah dengan mulai melakukan apa yang benar-benar ingin saya lakukan bisa membuat saya bisa kembali tersenyum bahagia dan bersemangat lagi? 
Satu hal yang semakin jelas adalah saya tidak ingin lagi bekerja, entah di perusahaan yang sekarang ini atau mungkin perusahaan lainnya (yang ini masih ragu). Saya ingin memulai bekerja sendiri, usaha sendiri, dan mulai mengerjakan sesuatu dengan jujur, bermanfaat bagi yang lain dan benar-benar saya sukai tapi juga bisa menghidupi (hahaha.. banyak ya maunya). 

Perasaan gamang ini juga mungkin terjadi karena masalah keluarga yang sedang saya alami, yang sepertinya semua hal bisa jadi buah simalakama. 
Kemarin suatu ide muncul di kepala untuk meninggalkan semua yang saya punya sekarang dan pergi untuk ikut kelas retreat meditasi di Bali selama seminggu, dan untuk hidup selanjutkan kita lihat saja nanti setelahnya. Tapi apa saya bisa ya senekat itu? 


Saturday 8 June 2019

Lebaran Rasa Baru

Dari judulnya aja udah ketebak kalau post ini ditulis setelah Idul Fitri. Jadi ijinkan saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk para pembaca (yang saya ga tahu berapa banyak orang yang baca blog saya ini) sekalian, hehehe.

Jujur, semakin ke sini saya semakin tidak bersemangat untuk broadcast atau meniatkan satu posting-an khusus untuk merayakannya, karena berbagai alasan. Saya hanya mengucapkan selamat hari raya pada sahabat-sahabat terdekat saya yang saya sadar, saya banyak salah sama mereka dan tulus ingin minta maaf.

Merayakan hari raya terpisah dengan keluarga adalah sebuah hal baru yang saya alami. Saya merantau, saya pulang ke rumah, tapi orang tua saya yang tidak di rumah. Ada beberapa penyebab kenapa hal ini terjadi, tapi lebih baik tidak saya ceritakan karena saya tidak ingin menulis dan menyebarkan kebencian dan kekesalan saya. Mari kita buang jauh energi negatif dari kebencian, semua pandangan dan prasangka buruk, playing victim, iri hati dan lain sebagainya. Percaya atau tidak, saya mencoba untuk menetralisir bau parfum seseorang yang saya rasakan energinya negatif dengan membakar daun salam (karena ga ada sage), saya merinding beberapa kali, dan sampai butuh 3 kali meditasi untuk menenangkan hati. Sungguh luar biasa lebaran kali ini.

Sudah menjadi tugas saya untuk mengambil alih dapur kalau saya pulang ke rumah, saya lupa ini lebaran tahun ke berapa saya harus masak besar. Karena mood berantakan, lebaran ini saya semakin memantapkan diri hanya memasak dengan bumbu instan, toh hanya untuk 2 orang aja dan kami akan pergi dari rumah di siang hari lebarannya. Selain dengan full bumbu instan, tahun ini rasa baru yang saya alami adalah saya menyiapkan sajian lebaran full vegetarian, well, saya memasakkan opor ayam untuk adik saya, tapi rendang dan kari, semuanya sayuran dan saya menikmatinya.

Baru di lebaran kali ini juga saya merasa paman dan bibi saya tidak tersenyum dengan tulus dan kami (saya, adik dan pacarnya) bisa merasakan pandangan curiga dan tidak menerima kunjungan kami dengan tangan terbuka. Semua yang dilakukan dan makanan yang disiapkan hanyalah sekadar basa-basi. Apa penyebabnya? Cukuplah kita tahu bahwa ada segelintir manusia yang kadang merasa bahwa dirinya paling berjasa dan menderita dan butuh dukungan keluarga.

Dan setelah lebaran pun banyak hal baru yang ingin dan akan saya lakukan, semoga saja dengan pengalaman baru ini menjadikan saya manusia yang lebih baik lagi, yang ingat Tuhan dan Semesta, dan tidak buta oleh cinta yang umurnya lebih tua dari anak SD kelas dua.

Semoga damai di hati menyertai kita semua,
Namaste,