Friday 30 December 2016

Di Balik Layar

Aku menunggu, kapan kamu berhenti menulis tentangku.
Bukan aku tak suka, sudah kubilang kau membenciku dengan indah, tapi aku ingin kau bahagia, aku ingin kau menulis dengan tawa bukan luka.
Aku menyaksikan, kau menikmatinya dalam pelarian atau itu tulus menggunakan perasaan, kau bisa beritahu aku kemudian.
Sepertinya aku mulai terbiasa tanpamu, tak ada berbagi cerita, tak ada obrolan panjang tanpa makna, dan menjadi kaku menahan sapa, hanya bicara kerja, itupun kalau ada.
Aku memutuskan, aku nyaman berada di balik layar, aku akan menghindari kerumunan, aku tak pernah ingin jadi pusat perhatian, rasanya tak nyaman jadi sorotan.
Mungkin, saatnya giliranmu.

Wednesday 28 December 2016

Arus dalam Kandang

Aku pernah hidup lebih lama di kandang yang lebih besar, kandangku sekarang tak mencapai sepertiga kandangku terdahulu.
Kandang lamaku penuh dengan norma, semua sama dan sulit bertahan jika kau berbeda. Sebuah prestasi bagiku berjuang selama itu untuk masih tetap bisa menjadi diriku sendiri, dengan batasan sana sini.
Punyaku yang baru lebih kecil, lebih terbuka dan lebih bebas, di tempat sekecil itu kau bisa saling membuka, kau bisa saling menerkam dan menusuk, di depan mata.
Kemampuan mempertahankan diri tanpa menyakiti adalah prestasi, sedangkan pandai bersilat, bertopeng dan berkoloni adalah keahlian agar tetap bisa bersosialisasi.
Aku tak tahu mana hidup yang sebenarnya, aku tak tahu berapa lama aku dapat bertahan, bila tidak mungkin aku akan mati perlahan.
Aku semakin tak bisa mengikuti arus, aku harus menepi, dan segera membuka kunci,
Aku tak ingin mati, dan mulai terjangkiti.

Wednesday 21 December 2016

Remah Roti

Kamu tahu aku lebih dalam dari yang lain,
Dan aku masih mendengarkan pendapatmu walau kamu tak mau bicara denganku, atau membenciku, atau mulai tak menghormati keberadaanku.
Kamu tahu aku tak suka basa basi,
Jangan tinggalkan aku dengan petuah tak berarah seperti teka teki mencari kitab suci.
Katakan di depan mukaku apa yang salah yang telah kulakukan,
Apakah itu seperti makan malam 2 kali padahal aku berjanji untuk mulai diet?
Apakah itu seperti aku menggerutu dengan temanku yang kadang lupa waktu,
Apakah itu seperti diam - diam aku menikmati alkohol hingga tertidur,
Atau kesalahan itu berasal dari mulut sarkasku.
Remahan roti petunjukmu tak membuatku kenyang.

Friday 16 December 2016

Detach

Kamu pergi sendiri?

Aku sudah biasa.

Kemana semua pria yang mengaku penggemarmu?

Mereka semua temanku.

Kemana perginya pria yang katanya bisa memberikanmu bahu kapan saja?

Aku tak sedang berduka atau terluka.

Lalu pria yang istrinya sedang hamil muda?

Dia berbahagia dan aku seorang wanita mandiri.

Uh, lalu pria yang istrinya kemarin sedang keluar kota?

Dia dalam suka cita dan aku seorang wanita pemberani.

Karena kamu seolah sekarang tak berguna atau membalas rasa mereka dan kamu ditinggalkan seorang diri?

Aku bisa mencari bahagiaku, dan jangan sampai kau kumaki babi!

Kamu yakin?

Katanya aku bisa temukan bahagiaku sendiri, aku bahagia dengan melepasnya satu persatu, meninggalkannya bahagia, dan kemudian aku meluncur meraih mimpiku sendiri.
Seperti sebuah roket lepas landas, kau mau ambil posisimu?

Suatu Pagi

Dia menjauhiku.

Dia butuh waktu.

Dari awal dia tahu, kenapa harus tetap mengambil dadu, dan mencoba peruntungan.

Kadang seseorang butuh pengakuan, atau mungkin tamparan agar tersadar.

Aku tak seegois itu, hidupku tak cuma tentang aku.

Hidupmu punyamu, hidupnya miliknya, tak ada yang salah dengan itu.

Dia suruh aku temukan bahagiaku.

Temukan dan nikmatilah.

Bila ku lakukan, akankah dia berubah.

Dia sedang memikirkan jalan tengah.

Dia tahu jalan pergi, dia tahu konsekuensi kembali, berada di tengah hanya membuatnya lelah.

Dikhianati hati itu tentang harga diri.

Taik babi tentang logika dikhianati hati, itu hanya seperti orang mabuk yang kemudian sadar dan mabuk lagi begitu seterusnya. Bila tak tahu caranya berhenti, tak perlu bermain dengan hati.

Tuesday 13 December 2016

Ditempa Rasa

Tak ada yang bisa mengajarkan rasa,
Sakit nyeri, sakit hati, sakit dikhianati, sakit dibuat kecewa,
Berjuta rasa yang hanya diwakilkan satu kata, itu tidak cukup.
Sama seperti semua manusia mempunyai luka, berbagai jenis luka entah sudah sembuh, masih menganga atau  meninggalkan trauma.
Hidup ditempa sakit dan luka membuat manusia matang sempurna, bagaimana mengenal rasa, bagaimana cara melindungi diri, menjadi pandai menilai, dan lihai menelaah rasa.
Jatuh cinta adalah bagian dari sakit dan luka, tapi juga bahagia dan tawa.
Jika cinta hanya membuatmu sengsara, maka kamu telah tumbuh dewasa, kamu mengenal rasa kecewa.
Kecewa sering membangunkan luka, mengorek sakit, bila tak mau kecewa maka tak perlu ada asa.
Mencintalah tanpa asa, mencintalah tanpa harus bersuara, mencintalah tanpa harus bersama,
Karena bahagia orang tercinta, adalah bahagia kita yang mencinta.

Sunday 4 December 2016

Sebuah Cerita

Hujan rintik - rintik membasahi Bandung sore itu, sebelum kembali ke perantauan, kusempatkan diri mengajak kakakku untuk minum kopi sebentar, sambil bertukar cerita tentang kondisi di rumah, gosip, dan tak lupa diselingi curhat.
Hangatnya kopi meresap sampai ke hati, kuteguk pelan - pelan, kunikmati dengan penuh penghayatan, walaupun itu cuma cappuccino, kopi pemula kalau kata orang kebanyakan. Kutemukan tulisan terbarumu, aku tertegun, kulepaskan cangkir ditanganku, kufokuskan pandanganku, tak jelas sudah apa yang dikatakan kakakku.
Jangan tanya perasaanku, membaca tulisanmu memberi ilustrasi jelas dan menyadarkanku, yang aku sendiri sudah tak mengerti aku ada dimana, mauku seperti apa, entah kapan ini berawal, posisiku selalu salah, menjadi tertuduh yang tak bisa mengeluh, yang tak bisa berbagi cerita karena aku menjaga rasa, melindungi janjinya dan menjadi rahasia yang membunuhku pelan - pelan.
Malam sebelumnya pernah kukatakan padamu, siapa aku ini, bukan seseorang yang bisa dia banggakan, bukan seseorang yang dapat diprioritaskan, tak memiliki apapun untuk dibandingkan, aku malu pada diriku.
Malam itu ditengah rintik hujan, dalam perjalanan panjang yang diawali beberapa lagu meditasi, aku menenangkan diri, berpikir ini harus diakhiri, ini harus disudahi, tak perlu air mata, tanpa perlu berbagi duka diiringi alkohol bercampur soda.
Tanpa kuceritakanpun, rupanya kamu tahu.

Thursday 1 December 2016

+1

"aku benci melihat kau tertawa. aku benci suaramu yang terlalu renyah. aku benci nadamu yang terlalu merdu. aku benci tarikan ujung bibirmu yang melengkung sempurna. aku benci matamu yang berbinar bahagia. Aku benci condongan tubuhmu yang merapat. aku benci gerakan rambutmu yang membelai mesra. aku benci gerakan kakimu yang menyilang dan gemulai. aku benci rona pipimu yang memerah. aku benci pandangan matamu yang meneduhkan. aku benci melihat kau tertawa, bersamanya."

"aku bahagia dengan cara yang sederhana. kau tak perlu membuatnya rumit. kalau kau rumit. kau bukan bahagiaku."

"aku di luar ligamu. aku adalah penonton yang bersuara paling riuh di luar stadion. aku adalah yang bersorak paling keras, paling ricuh, dan paling liar. untuk mrenarik perhatianmu."

"mungkin kau rasa ini berlebihan, tapi bagiku ini adalah perjuangan, entah sampai sejauh mana kau bisa merasakan."

"akhirnya aku tahu harus apa. akhirnya aku tahu harus ke mana. akhirnya aku tahu harus bersikap bagaimana. akhirnya aku bisa lebih lega.
tidak perlu gusar kehilangan, tidak perlalu menyesal tak menahan, tidak perlu gelisah perpisahan."

Terima kasih, aku tak tahu apakah ada kata lebih dari itu, bila ada itu untukmu, untuk tulisanmu. Aku tak pernah merasa sebegitu indah dibenci dan dicinta secara bersamaan melalui sebuah tulisan, bila itu menyenangkan, bila itu memberimu kilatan inspirasi, kamu lanjutkan dan aku akan tetap membaca diam - diam.

Ini adalah cerita yang belum usai, hanya akhir dari sebuah bab, dan tak akan kuakhiri dengan titik,

Wednesday 30 November 2016

#30

30 angka yang tidak sedikit, baik dalam penghitungan atau dalam umur, hold, aku belum setua itu, umurku belum sebanyak itu, tahun depan, mungkin.
Tak terasa proyek ini selesai, 30 hari konsisten menulis, walaupun kadang terlambat, entah karena penat atau ide sedang tersendat.
Apa yang kamu dapat dari angka 30? Apa yang kamu petik dari membaca 30 tulisanku? 30 puisi atau prosa tak jelasku, yang kutulis sesuai suasana hati, atau sesuatu yang menjejali imaji.
Tak akan banyak yang baca tulisanku, karena sengaja aku buat untuk tidak bisa dicari mesin pendeteksi, sejak pertama kali kecuali aku meninggalkan jejak kaki.
Iya, aku bisa semisterius itu untuk tulisanku, untuk puisi - puisiku, belum, tingkat percaya diriku belum setinggi itu.
Asal kamu tahu, beri aku satu kata, aku mungkin bisa membuat prosa atau puisi atau rangkaian kata berima, tapi aku tak pernah bisa membuat sebuah cerita.

Haruskah proyek selanjutnya membuat aku berlatih merangkai cerita?
Semoga tidak, itu bisa memakan waktu lama.

#29

Semua wanita atau anak gadis pasti mengalaminya, ketika jalan sendirian dimanapun, ada saja mata yang memandanginya, bersiul untuknya, atau menyapanya tapi dengan tujuan tertentu.

Mungkin para pria tidak pernah mengalami hal itu, tapi percaya deh itu rasanya risih banget. Tidak semua wanita percaya diri diperhatikan sebegitu banyak orang, tidak semua wanita senang dengan hal itu, yang ada hanyalah pertanyaan "apa yang salah dengan saya?" "apakah pakaian yang saya kenakan salah?" dan hal - hal semacam itu yang membuat tidak percaya diri, malu, dan lain -lain.
Dan sayapun merasakan hal yang sama.

Saya baru mendapatkan istilahnya sekarang - sekarang ini, catcalling namanya. Jadi bagi kamu para pria yang suka iseng kalau ada wanita jalan sendirian lewat, berhentilah melakukannya, itu adalah bagian dari kekerasan seksual, dan bukan cerminan dari pria santun yang terpelajar. Dan jika kamu tidak merasa sebagai pria yang seperti itu, pikirkanlah jika yang lewat itu adikmu, kakakmu, atau bahkan ibumu, dan kamu akan tahu rasanya seperti apa.

Tuesday 29 November 2016

#28

Kadang hanya satu yang aku butuhkan, karena dua kebanyakan, tiga bagai suatu kemewahan.
Aku hanya butuh satu untuk mengadu saat itu, pada yang lainnya akan kuceritakan kemudian bila aku sudah merasa baikan.
Rahasiaku akan kubagi sama rata,  seorang satu, dua orang hanya akan meninggalkan banyak pertanyaan, tiga hanya akan menjadi bahan gunjingan disetiap pertemuan.
Satu sudah cukup bagiku, untuk tetap berbicara denganku, untuk menertawakan cerita lucu atau kisah cinta pilu, untuk membahas musik seru dan film terbaru, untuk menemaniku berburu buku baru.
Seperti Voldemort yang menitipkan jiwanya pada horcrux, kutitipkan jiwaku pada kamu satu persatu, agar tetap dapat membangkitkan aku yang jatuh bertubi-tubi, berkali-kali, untuk tetap berdiri,
Padamu sahabatku.

Sunday 27 November 2016

#27

Aku pandai melakukan ini, satu hal mungkin hanya membuat orangtuaku geram jika melihatnya.
Aku suka melakukannya, ketika segalanya sudah terlihat tidak menarik untuk dikerjakan.
Sudah beberapa minggu aku merindukan aktivitas yang menurutku sangat berharga, yang hanya bisa kulakukan di akhir pekan, bisa dengan atau tanpa teman.
Seni dari bermalasan, berbaring seharian, makan jika diperlukan, dan mandi sudah jelas adalah hal yang tidak disarankan,
Ahh... Rasanya nyaman dan menenangkan, yang kadang kuhabiskan hanya dengan membaca ulang buku-buku lama ku, menonton film yang tak sempat ku tonton di bioskop, atau hanya menonton tips pintar dan cara memasak dari video.
Aku pandai melakukannya, tak keluar kamar selama sehari, bahkan pintu sering lupa ku kunci, ini kebahagiaan yang tak bisa kunikmati seminggu sekali.

Saturday 26 November 2016

#26

Ini Sabtu yang menyenangkan, bertemu dengan teman tersayang, berbagi cerita dan kebahagiaan, walaupun dimulai dengan drama penuh air mata pada malam sebelumnya.
Ini bukan tentang temanku atau drama penuh air mata, ini tentang film drama yang kusaksikan untuk menghabiskan malam.
Ini bukan kisah baru, semua temanku harusnya tahu bahwa aku adalah pecinta anak-anak, dan selalu berseloroh bahwa aku ingin bayi. Well, film ini tentang hal itu, sebetulnya sudah banyak film drama romantis atau apalah itu kategorinya yang isinya tentang kesiapan seorang wanita untuk memiliki seorang bayi tapi tanpa pasangan.
Ini ide gila, akupun tak seberani itu, tapi film-film itu memberiku inspirasi menjadikan aku lebih mandiri, lebih kuat, dan semakin menyayangi orang-orang terdekatku, tidak lagi bergantung pada seseorang apalagi berganti kepribadian demi orang lain.
Ini inspirasi yang dapat kupetik dari film yang ku tonton malam ini, bahwa hidup tak selamanya seperti yang kita mau, karena dengan seiringnya waktu, perasaan bisa berubah, status dan pekerjaan bisa berganti, hidup bisa berputar, tak ada yang abadi walaupun cinta itu sendiri.

#25

Manusia itu lucu, kadang dia merasa lebih tahu seseorang daripada orang itu sendiri,
Hanya bisa menilai tanpa tahu alasannya, bahkan tidak bertanya, dan jangan berharap untuk mendengarkan,
Memberikan saran yang bahkan tidak pernah dilakukannya,
Dipikirnya menghadirkan solusi dengan aksi, tanpa tahu membebani atau tidak, melukai harga diri atau tidak,
Katanya hanya mengingatkan karena sayang, taik kucing kata sayang,
Berdebat dengannya hanya menghabiskan energi, menguras emosi, menjadikanku bukan diri sendiri,
Mengenalnya sudah cukup sampai disini, tak bisa kuberikan ruang lebih lagi,
Membencinya aku sudah, menempatkannya hanya sebagai manusia, itu adalah posisinya kini.

Friday 25 November 2016

#24

Kupikir duniaku hanyalah hidupku dan orang-orang terdekatku, yang kusapa setiap hari, yang terkenang di dalam hati, dan yang lain hanya sampingan,
Ternyata dunia juga milik yang lain, yang hidup berdampingan, kadang bersinggungan atau malah bertubrukan,
Kemana aku selama ini,
Menjadi sangat egois memikirkan diri sendiri,
Katanya enggan berkompetisi, tapi malah jadi yang berambisi,
Rasanya jiwaku sedang penuh dengan api,
Terlalu lama jauh dari meditasi atau mengaca diri,
Siapalah aku ini, sampai bisa lupa diri.

Wednesday 23 November 2016

#23

Sepatu adalah alas kaki, ah.. Itu arti harafiah yang sudah basi,
Aku punya analogi, bukan jenis sepatu tapi makna dari itu,
Tak usah membahas jenis atau bahkan merk, semua sudah pandai dan memiliki andalan masing - masing, bahkan sebagian mungkin sudah menjadi sebuah sekte atau kepercayaan.

Bagiku, sepatu itu rasa nyaman,
Untuk melangkah maju, menjalani hidup,
Untuk menemani menjalani hari,
Untuk selalu mendukung, memberikan rasa aman walaupun tak harus berpegangan tangan,
Untuk selalu ada disitu, dan percaya dengan apa yang aku lakukan,

Sepatuku tak seperti analogi dalam lagu, yang tak bisa lepas dari ingatanku, tapi kamu yang memilih, kamu yang menentukan,
Menjadi sepatuku atau sepatu dalam lagu,
Asal kamu tahu, aku sangat membutuhkanmu.

#22

Aku bosan menulis puisi, dan sisa tantanganku masih seminggu lagi, tapi aku sudah kehabisan ide atau entah harus bercerita apa.

Aku pernah baca suatu artikel, bahwa setiap orang punya 3 sisi kepribadian, yang manis dan menyenangkan, yang gila dan urakan dan sisi yang terpendam atau bahkan jarang terlihat adalah yang menyebalkan.

Aku bisa sangat manis tapi aku bisa juga menjadi sinis, bila kamu baru mengenalku kamu hanya bisa lihat sedikit dari sisi menyebalkanku, bila kamu melakukan sesuatu yang membuat aku benci padamu, aku bisa sangat dingin, aku bisa sangat menyebalkan dan tak peduli kamu ingin mencekikku atau tidak.

Jangan menjadi munafik denganku, bermuka dua, dalam berteman, dalam bekerja atau dalam mencinta, aku tak takut kehilangan seseorang seperti itu, jangan merasa kamu memikirkan aku, tapi semua keuntungan ada disisimu, aku bisa bermain lebih baik darimu, dan kamu belum tahu siapa aku.

Dan yang terakhir, karena membencimu hanya mempengaruhi energiku, aku menghapusmu dari hidupku, aku hanya akan memperlakukanmu atas dasar kemanusiaan, kamu bukan temanku, bukan kenalan atau relasiku apalagi kekasihku, kamu hanya manusia yang hidup bersamaan, mahkluk yang hidup berdampingan yang kadang butuh bantuan.

Tuesday 22 November 2016

#21

Aku rindu temanku,
Teman yang kini hilang dan aku tak tahu dimana dia tinggal, dia tak bisa aku cari di facebook, social media paling mainstream abad ini, dan google pun tak dapat membantu, walaupun dengan keyword tertentu.

Terakhir bertemu dengannya di tahun 2011, kami terpisah karena sebuah masalah, bukan masalahku, ini masalahnya dengan temanku yang lain.

Bisakah kamu bantu aku mencari tahu? Dimana dia tinggal sekarang, sudah menikah atau belum, atau malah sudah menggendong anak yang lucu, dengan istri yang pernah melukai hatinya dulu.

Aku masih ingat betapa patah hatinya dulu, setengah gila, meninggakan bekas luka, berdarah dan terpuruk hanya karena wanita. Saat itu aku hanya bisa berdoa, Tuhan, semoga dia bahagia dan mendapatkan wanita yang tulus mencinta.

Aku ingat menemaninya menggapai mimpi, tak pernah bosan berbagi, tak peduli hanya secuil yang penting adil, dan dia sabar memboncengi ku tiap pagi.

Aku rindu teman-temanku, mereka tak hanya satu, mereka pernah ada bersamaan disatu waktu, kemudian gugur ditelan kesibukan dan pergaulan. Sampai sekarang, mereka adalah bagian dari alasan aku mencintai hobiku mengatur orang, merencanakan kegiatan, berada dibalik layar, dan tetap mendukungku mencintai dunia yang mereka tak mau tahu.

Kebersamaan kami dulu tak kenal waktu, senin sampai minggu, tak menghiraukan ajaran guru, menulis naskah, mengumpulkan lagu, menonton pentas musik sampai pagi, menyiapkan properti untuk drama puisi, memasak dan membuat pesta dadakan, dan yang penting membuat dunia saat itu seru.

Aku rindu teman masa SMA-ku, teman baikku, kuharap segera dapat kabar tentangmu.

Monday 21 November 2016

#20

Aku bahagia,
Walaupun di hari liburku aku bangun lebih pagi,
Walaupun akhir pekanku hanya di rumah,
Berbagi tugas mengurus rumah dan menjaga mama,
Walaupun tanganku bau bawang,
Tapi yakin bahwa setiap orang merasa kenyang,
Senangku seperti melihatnya kembali bicara, walaupun dengan sekuat tenaga,
Seperti melihatnya menghabiskan bubur yang kubuat setiap pagi, walaupun masih disuapi,
Seperti melihatnya menggerakan kaki, walaupun kadang hanya dilakukan sesekali,
Seperti makan sekilo kerang tanpa berbagi,
Seperti terkejut ketika seseorang menjemput,
Seperti merasa nyaman pada saat memeluk,
Terima kasih Tuhan, aku bahagia.

Sunday 20 November 2016

#19

Ini sudah setengah perjalanan, tapi aku masih belum melakukan tugasku,
Tak boleh terlambat 2 kali, dimana letaknya konsistensi,

Kuceritakan padamu sekali ini,
Ini tentang mimpi, dimana aku merasakannya nyata sekali,
Entah mau kau gabungkan penalarannya dengan sains atau religi,
Aku mengalaminya beberapa kali, kapan saja bisa menghinggapi,
Mimpi itu lebih sering dialami ketika aku di rumah, pernah terjadi berturut-turut,
Membuatku takut bila malam datang bahkan untuk tidur,
Rasanya berat seperti suatu benda menimpamu, antara sadar dan tidak,
Antara berani membuka mata tapi memilih tidak,
Merapalkan doa sebanyak yang kubisa,
Menyelesaikannya sekuat tenaga,
Paginya, kuterbangun dan berkata,
Mungkin aku lupa berdoa, mungkin kesehatanku sedang tidak prima,
Atau mungkin jiwaku telah mencapai tingkatan lain.

Saturday 19 November 2016

#18

Ini sungguh minggu yang panjang, semua bekerja sesuai rencana, semua sibuk saling menjaga, semua sibuk tak boleh diam,

Mungkin ini penyebab kegelisahanku hari ini, kecemasanku dari pagi hingga malam, dan membuatmu kesal dengan pikiranku yang macam - macam,

Aku kelelahan,
Aku hanya butuh pelukan yang menenangkan,
Aku hanya butuh tidur panjang di perjalanan menuju pulang,
Aku hanya butuh mencium pipi mamaku yang hangat,
Aku hanya butuh baju tidur kebesaranku yang nyaman,
Dan semua kembali aman.

Friday 18 November 2016

#17

Aku merasa caramu melihatku mulai berbeda,
Entah apa, hanya kamu yang tahu,
Aku merasa, kamu menyembunyikan sesuatu,
Menilaiku atau apapun itu,
Aku pikir kamu akan meninggalkanku minggu lalu,
Ternyata kamu masih disitu,
Aku merasa caramu menghadapiku berubah, entah lelah atau jengah,
Kamu kerap bicara, bertahan atau pergi,
Bila kamu tak kuat lagi, aku tak akan menghalangi,
Silakan pergi, tapi aku tak bisa punya teman yang tega membiarkanku sendiri,
Ohh.. Tapi aku lupa, aku juga sudah biasa dikhianati

Thursday 17 November 2016

#16

Ini tulisan yang datang terlambat,
Sama seperti sarapanku yang waktunya terlalu mepet ke makan siang,
Sama seperti kopi sore ku yang dihabiskan menjelang malam,
Seperti makan malamku yang terlalu petang,
Seperti pertemuanku dengan beberapa orang, yang hanya meninggalkan rasa gamang.

Apakah terlambat itu salah?
Kenapa disesali dan menjadikan waktu kambing hitam,
Terlambatku mengenalnya pernah membuatku menunggu,
Bukan kebodohan, hanya pelajaran tentang perasaan,
Terlambatku mengenal seseorang, sering menjadi candaan, tentang tahun kelahiran,
Terlambatku mengenalmu menjadi ragu,
Aku tak mau menambah luka baru,
Aku ingin sesuatu yang utuh,
Aku ingin kamu, untukku.

Wednesday 16 November 2016

#15

Caramu menjawab semua alasanku itu lucu, membuatku tersenyum dan menebak, harus lewat mana aku bertindak, ahhh tulisan-tulisan ini seperti ajang balas-balasan yang tak sempat diucapkan langsung, entah sibuk entah takut tersinggung.

Biarkan aku hidup dengan prinsipku, dan tak akan aku ganggu punyamu, biarkan aku teguh dengan idealismeku, dan tak akan aku cuil ideologimu,
Aku berpikiran terbuka, tapi aku tahu mana yang kubisa, dan yakin dengan itu,
Prinsipku tak akan berubah hanya karena satu wawancara, satu tulisan, atau bahkan satu orang,
Kita belum sedalam itu sekarang.

Akhirnya ku bilang padamu,
bahwa kamu sekarang adalah bagian dari support systemku yang aku butuhkan lebih dari pacarku, walaupun entah kapan terakhir kuingat aku punya pacar,
bagian dari orang-orang yang aku cari ketika aku butuh penghiburanku,
segelintir orang yang akan kuganggu dengan pikiran-pikiran gilaku atau yang tetap menanggapiku ketika ku meracau,
atau orang yang selalu kurengeki untuk diajak liburan,

Dan hanya itu sekarang.

Tuesday 15 November 2016

Hari mu

Selamat ulang tahun,
Kudoakan yang terbaik untukmu,
Kuharapkan bahagia keluargamu,
Semoga kamu sehat selalu.

Selamat ulang tahun,
Kuharap aku terlintas dalam ingatanmu ketika kamu meniup lilin,
Seperti yang kamu tahu,
Kita bagai api dan abu atau kalau meniru lagu, kita bagai sepatu,
Ahh.. Candaan disaat itu,

Selamat ulang tahun,
Bertambah satu usiamu,
Ratusan kata ku rangkai untukmu,
Hanya itu bisaku,
Tak tahu sampai kapan aku mampu menulis puisi sebagai kado untukmu selain doa,
Tapi ini sudah yang ketiga,
Ku harap tak usah banyak, kaupun juga tak membaca.

#14

Terima kasih,
Telah mengurangiku dalam rasa bersalah,
Untuk menjaga diriku satu langkah,
Untuk tetap mengingatkanku, bahwa prinsipku tidak salah,

Agamaku berkata,
Pria baik hanya untuk wanita baik,
Biar ku beri tahu, aku tidak sebaik itu,
Aku menerima semua dosaku,
Dan dosamu bukan urusanku,
Aku masih tergoda nafsu,
Walaupun nafsumu bukan urusanku,
Imanku belum sebaik itu,
Kamu masih bisa melihatku memakai celana pendek jauh di atas lutut,

Tapi untuk yang ini tak bisa kuterima,
Hanya ini prinsip yang akan aku bawa serta,
Bagaimana bisa, kamu memakannya tanpa merasa dosa,
Hanya untuk menuruti luapan saliva,
Memikirkannya pun aku tak kuasa,

Terima kasih, kamu telah menggenapkan semua alasan yang ada,
Paling tidak, alasanku bukanlah rasa atau selera atau tipe ideal, tapi perintah agama.

Sunday 13 November 2016

#13

Menulis dalam perjalanan adalah sebuah kenikmatan,
Babak kedua ku setelah tidur terlelap yang mungkin sampai sedikit mangap,
Aku mulai benci, kenapa semua tulisanku menjadi bentuk puisi,
Yang ujungnya kadang berima, kalaupun tidak, kadang aku bertanya tentang kemampuanku dalam kosakata.

Perjalanan ini membuatku meninggalkannya, dia yang selalu kumintai doa, kutanyakan restu, yang kuciumi hingga Bapakku cemburu, dan aku hanya akan pergi bila dia sudah setuju dengan pakaianku,

Ku datang dan pergi menitikan air mata, aku seperti lebah yang lupa sarang, yang jarang pulang,
Ahh..membahas tentang pulang, hanya akan membuat tulisanku semakin panjang, akan kubahas di waktu yang akan datang.

Hari ini ponselku jatuh dua kali, tapi masih kalah dibanding hatiku yang pernah hancur berkali - kali dan berdiri tegap lagi, walaupun retak sana -sini,
Dan aku harap badanku bisa sekuat hati, sudah 2 hari badanku rindu kasur,
Tolong jangan ditanya dimana ku tidur.

Aku tak ingin membandingkan lelahku, dengan perjalanan menyenangkanmu, atau dengan kecemasanmu yang diam -diam menunggu dalam rindu,
Selama aku masih bisa tersenyum riang,
Selama kamu tahu jalan pulang,
Selama masih bisa berpikir terang,
Kutitipkan pesanku, sisakan aku sebuah 'Apa kabar?'

Saturday 12 November 2016

#12

Bukan malam yang seperti ini yang ingin ku habiskan,
Antara terjaga dan terlelap,
Antara khawatir tapi penuh harap,
Antara ingin melindungi tapi kelelahan,
Antara rapuh tapi sok kuat

Bukan keadaan yang seperti ini yang ku bayangkan,
Melihatmu lemas tak berdaya, dengan tangan terbalut infusan,
Menyaksikanmu kesakitan,
Bahkan nafaspun butuh bantuan

Bukan quality time seperti ini yang ku inginkan,
Berkumpul menjagamu bergantian,
Memikirkan kondisimu semalaman,
Sambil berbalik menahan isakan

Ini Sabtu malamku, kuhabiskan disampingmu, menjagamu, tapi ini hanya secuil dari seluruh pengorbananmu untukku,

Ini akhir pekanku, kuhabiskan dengan baik dan syahdu ditemani hujan dan secangkir kopi instan.

Friday 11 November 2016

#11 Listen

Ini bukan lagu Beyonce, yang judulnya sama, yang menggambarkan kemarahan, tapi tetap enak dinyanyikan apalagi didengarkan.

Ini adalah tulisan yang terlalu cepat, ditulis dalam perjalanan, karena aku tak tahu apakah aku punya waktu setelah sampai tujuan.

Ini adalah tentang permintaanku yang didengarkan Tuhan, dan dikabulkan dengan instan, tapi kemudian membuatku tersedu sedan,
Biarkan aku meningatkanmu, berhati-hatilah terhadap apa yang kamu minta, walaupun itu mulia, walaupun itu bercanda.

Seperti yang pernah ku sampaikan, entah dalam tulisan atau obrolan,
Sambil memandang pintu rumah sakit, pernah ku berkhayal dan berkata pada-Nya, Tuhan seberapa banyak orang yang sayang padaku, kemudian kasih sayang-Nya membuatku dirawat di rumah sakit itu 2 kali dalam 6 bulan, yang disebabkan oleh kecemasan yang berlebihan.

Kemudian, inipun terjadi pada pekerjaan, aku kerap berkata pada temanku, berkali-kali bahwa kita harus ambil market laundry, pada esok hari tanpa dikira, seorang pengusaha laundry menghubungi, aku dan temanku hanya bisa terdiam dalam secangkir kopi.

Dan yang baru saja dikabulkan Tuhan, membuatku menangis dan merasa bersalah, cara-Nya mengabulkan melalui mamaku, semalam ku berbincang dengan teman tentang kesulitanku sholat subuh, aku bilang "Tuhan bangunkan aku untuk sholat subuh, dengan cara apapun, kebelet, batuk, ataupun sakit perut"
Subuhku terkabul, kakakku membangunkanku mengatakan mamaku jatuh di kamar mandi dan badannya setengah lumpuh.

Aku tak bisa berkata-kata, mataku tak berkaca-kaca, karena merasa berdosa, aku hanya bisa percaya,
Tuhan mencintaiku dengan berbagai cara.

#10

Kita menulis karena terinspirasi,
Tapi seringnya, kita menulis karena patah hati,
Kita tertawa karena bahagia,
Tapi tak banyak yang tahu kita memiliki derita,
Kita berteman, karena merasa nyaman,
Tapi kadang bisa menimbulkan kecemasan, atau malah pertengkaran,
Kita bisa bicara apapun atau menikmati kebersamaan tanpa terucap satu kata pun,
Kita bisa saja berpegangan tangan, tapi bukan bersama yang di khayalan,
Kita bisa saja bicara cinta, tapi untuk apa bila akhirnya luka,
Jangan.

Wednesday 9 November 2016

#9

Kenapa manusia selalu merasakan cemas dan khawatir yang berlebihan,
Kenapa manusia selalu merasa bahwa semua hal adalah kompetisi,
Kenapa manusia selalu merasa bahwa menang adalah salah satunya cara untuk menjadi hebat,
Kenapa manusia ingin selalu terlihat hebat didepan manusia lain,
Kenapa manusia selalu merasa dirinya lah yang terpenting,
Kenapa manusia tidak pernah merasa puas,
Kenapa manusia sulit untuk mencapai bahagia,
Kenapa manusia selalu merasa menderita,

Tak pernah lepas aku dari orang-orang yang selalu merasa cemas,
Tak pernah ku berpikir apa yang kumiliki adalah kompetisi,
Tak pernah ku merasa jadi hebat, menjadi lebih penting, dan tak pernah puas,
Bahagia dan deritaku tercapai bersamaan, seperti ketika melihatmu tersenyum melihatnya,
Itu sudah cukup.

Tuesday 8 November 2016

#8 123

Mana yang akan kamu prioritaskan,
Kantukmu, kewajiban ibadahmu dan konsistensi menulismu.
Sebelumnya ku lakukan 31 dalam beberapa hari,
Kemudian kemarin dan hari ini ku lakukan 231,
Walaupun godaanmu tak pernah mengalahkan nomor 1.

Jangan bicara tentang menjadi nomor 1 dan kantukmu, apalagi ditambah kata menunggu.
Pernah ku tunggu kamu dalam kantuk terberatku, dan kamu masih sibuk dengan si nomor 1.

Jangan tanya nomor 1, jangan tanya kantukku, jangan tanya berapa lama ku menunggu, dan jangan pernah bertanya,
Seberapa besar rinduku padamu.

Monday 7 November 2016

#7 Aku Ini Sama Saja

Aku seperti gadis lainnya,
Suka bicara, kadang manja, kadang menyebalkan seperti Medusa,

Aku seperti gadis lainnya,
Suka makan tapi ingin tetap kurus, dan butuh niat super kuat untuk olahraga,

Aku seperti gadis lainnya,
Bermimpi bisa ke Paris, dan berpikir itu kota romantis,

Aku seperti gadis lainnya,
Senang bernyanyi tak peduli suaraku bagus atau tidak, atau membuat orang sakit kepala,

Aku seperti gadis lainnya,
Hobi menonton film, tapi akan menolak sekuat tenaga bila diajak nonton film horror,

Aku seperti gadis lainnya,
Yang katanya cantik bila berkebaya,

Aku seperti gadis lainnya,
Tak peduli terlihat atau tak tampak,
Yang penting aku bahagia.

#6

Too late, but try to be consistent to write,
And I just wanna play with quotes.

"Karena sesuatu yang berlebihan, tak akan pernah menjadi lebih"

"Cintailah dirimu sendiri sebanyak-banyaknya terlebih dulu, baru kamu bisa mencintai orang lain"

"Sudah ku bilang, jangan jatuh cinta!"

"Jagalah harga dirimu, sekalipun itu sudah tak berharga menurutmu"

"Aku tak menutup mata, hanya hati tak mau menyapa"

"Menjadi tulus lah, dan apa adanya, tak perlu memikirkan bagaimana orang terhadap kita"

"Seburuk itu kah aku?"

Sunday 6 November 2016

#5

Ketika kamu pulang berpetualang dan masih ada PR, karena kamu sedang dalam tantangan konsisten menulis dalam 30 hari.
Ketika kamu sibuk mencari inspirasi, tapi tanpa sadar kamu terlelap dalam mimpi, hingga lupa cuci kaki atau gosok gigi.
Ketika ide itu sebernarnya sudah ada, hanya saja sulit mencari kata-kata.
Ketika kamu ingat, bahwa banyak mimpi yang ingin kamu capai, banyak hal yang ingin kamu lakukan, dan mimpi kita bersinggungan, entah sama atau kebetulan.
Ketika kamu lihat, seseorang lebih perhatian, dan ini bukan perlombaan untuk dimenangkan.
Ketika hadiah spesial yang pernah kamu dapatkan, di malam yang menurutmu indah, karena kamu mendapatkan sesuatu tanpa meminta dari orang yang kamu cinta,
Ketika hadiah itu rusak, kamu bertanya apakah itu pertanda, rusak dimakan usia dan sama memudarnya dengan rasa rindu yang hanya menggantung di ujung lidah, yang tak sempurna menjadi kata.
Ketika kamu bosan sibuk dengan kesendirianmu, dan terlalu malas bicara cinta, temanmu adalah andalanmu, jalan keluarmu, tempat mengadumu, penghiburanmu, dan selalu ada untukmu.
Ketika kamu menjadi temanku, percayalah aku pun akan ada untukmu lebih dari itu,
Jadilah temanku.

Friday 4 November 2016

#4 Mengolah Rasa Dalam Sehari

Hari ini rasanya aneh,
Pagi ku mulai dengan riang,
Siang ku lalui dengan senang,
Malam ku habiskan tak tenang.

Hari ini hati mengecap semua rasa,
Bahagia, jatuh cinta, kemudian terselip duka kecewa.

Hari ini ku lengkapi peranku,
Menjadi teman setia, lalu pemabuk cinta, kemudian menjadi wanita yang menangisi luka lama.

Hari ini ku sampaikan padamu,
Kamu tempatku mengadu, kamu tempatku memacu adrenalinku, kamu pernah menjadi mimpi masa depanku.

Hari ini ku genapkan doaku,
Untukmu, untukku, untuknya, untuk kita semua,
Bahwa bahagia akan menyertai kita,
Walaupun tak bersama, walaupun tak bergandeng mesra, walaupun tak terlihat mata.

Thursday 3 November 2016

#3 Hari Jadi

Ku susuri histori blog ini,
Ku temukan tulisan pertama di tanggal 14 November 2008,
Boleh kah kujadikan hari jadi?
Tapi ku geser sehari, agar kita sama merayakan anniversary.

Sudah 8 tahun, sedang apa kamu waktu itu?
Jauh dari mengenalku, tak terbayang aku tentangmu.

Sekarang di setiap hari jadi, akan kukirim doa dan kado puisi, sudah 2 kali,
Tak peduli kamu baca atau tidak, atau diam - diam kamu mengamati dan tetap menanti.

Mari kita susun hari jadi,
doa dan 1 puisi untukmu, karena seperti pernah kubilang,
Bertambah 1 usiamu, bertambah 1 puisi untukmu dan tulisanku.

Mungkin akan jadi yang ketiga, seperti kamu yang juga jadi 3,
Sampaikan untuk anak dan istrimu, bahwa aku masih satu, tapi tak akan ku ganggu kamu.

#2

Mencoba konsisten, ternyata tidak mudah.
Sama seperti kamu tetap menjaga janjimu, sama seperti saat ingin kupegang ucapmu,
Tapi kemudian kita semua tahu,
Ada syarat dan ketentuan berlaku.

Semudah menelan ludah, tapi mengumpat sumpah serapah, dan berujung di tempat sampah.

Tuesday 1 November 2016

Let's Start It!



Bonjour!
Been a while blognya sepi, my last post was in February this year, but still it was like a decade. Back to write a blog from not so a hiatus moment, sometimes just give me an excitement, and today is the first day of my challenge to write consistently in 30 days. Kita lihat saja seberapa lama gw konsisten dan tahan nulis blog ditengah kesibukan, hingar bingar dunia pekerjaan ini.
So the challenge is, just write anything consistently in 30 days, it could be an article, a poetry, an opinion, anything, then let's start it!

Since that I live in a new world, pasti ada saja sih opini - opini atau random thoughts yang bisa di-share. It was begin in early of June, gw resign dari kantor lama and join a start up, a logistic start up, beda field, beda market, workload, office culture, and friends of course, gw berasa seperti ada di masa lalu dan masa kini di saat yang bersamaan.

Dan dari dunia baru yang gw jalani sekarang ini, gw belajar banyak, gw kenal banyak orang baru, I found shocking things yang ga pernah gw temui selama di kantor lama, well, mungkin itu bukan hal baru, tapi gw baru tahu that things happened, ya something like that. Yang jelas bikin mata gw kebuka lebar, as wide as I can.

Other things yang gw baru alami adalah, gw di kantor sampai jam 10.00 malam, it was a very new things in my working life! Just like now, I am writing this post at my office and it's fine!

Et alors, À demain!


Cheers,

Friday 19 February 2016

Berjalan tanpa melangkah

Bimbangku bangun, sedihku menggeliat,
Hati ini kembali menilai, pun kembali membandingkan,
Betapa ketika kulihat, hidup orang dapat berubah dengan cepat, berlari seperti kijang,
Dan aku merasa, hidupku seperti jalan ditempat,
Tak berani melompat, lebih malu daripada katak,

Kulihat ke atas, aku lelah,
melihat ke samping aku kalah,
Menengok ke belakang, pun tak layak aku jadi pongah,
Tak akan kutanya kapan aku bisa berlari seperti kijang,
Enggan kutanya mengapa aku tak dapat melompat seperti katak, karena,
Karena semua akan kembali berkata,
Semua ada jalannya,
Semua ada waktunya,
Semua ada caranya,
Semua ada pasangannya,

Hanya saja aku yang masih belum menemukan kunci jawabannya...