Sunday, 11 March 2018

Gadis kecilku

Pukul 3 dini hari, di mana udara sedang dalam puncak terdingin, dia melihat gadis kecilnya tertidur di lantai rumah sakit hanya beralaskan selimut tipis. Gadis kecil kesayangannya telah menjelma menjadi seorang wanita dewasa, kuat  dan mandiri.
Anak gadisnya tidak cuma satu, dia mencintai semuanya dengan cara yang berbeda. Si gadis sulung dijaganya dalam bekerja, dibimbingnya di bisnis yang sama. Gadis nomor dua dibiarkannya berkelana karena dia percaya, dan gadis ketiganya yang penuh tawa, penuh perhatian dan kelembutannya bagaikan pelita.
Banyak selang membatasi geraknya, setiap gerakan tubuhnya memancarkan kekhawatiran dari semua anak gadisnya. Dia tak tahu apa sakitnya, kantuknya tak pernah tiba, terjaga pun penuh tanda tanya, dalam hati dia hanya bisa berdoa.
Gadis kecil pengelananya kembali, ia rela menghabiskan berjam-jam di jalan hanya untuk menjaganya tanpa cela.
Baginya, walaupun terlihat seperti wanita dewasa, ia tetaplah gadis kecilnya, yang diam-diam dia pernah mendengarnya terisak di kursi di samping ranjang rumah sakit, sekelibat terlihat rapuh, tapi kemudian ia bangkit dan tersenyum sambil bertanya "Bapak haus? Sebelah mana yang gatal, sini aku bantu garuk".

No comments: