Sunday 23 July 2017

Perjalanan Hidup

Ini cerita tentang sebuah perjalanan, ditulis suatu malam di sebuah ruang tunggu, dengan musik live yang semakin malam semakin sendu dan para penumpang yang menikmati musik dari penyanyinya tapi pandangannya terpaku pada telepon pintarnya masing - masing.
Semakin malam suara musik semakin nyaring, suasana hening khidmat, dan kenanganku melompat pada saat perjalanan keberangkatan.
Ini cerita yang ditulis ditemani secangkir kopi kurang manis yang dibuat dari mesin toko cepat saji, dengan 2 takaran gula cair yang ternyata kurang presisi.
Di perjalanan pagi itu seorang perempuan duduk di kursi sebelahku, kami saling menyapa dan kemudian berbincang, terkaget oleh pernyataannya bahwa yang dia pertama perhatikan dariku adalah 3 buah gelang batu yang melingkar di pergelangan tangan. Dia menyebut jenis batunya satu persatu, sekalian saja kutunjukan liontinku, dan dia menyebutkan fungsinya dengan mata menerawang.
Tanpa diminta dia bercerita bahwa dia juga memiliki ketertarikan yang sama dan menjelaskan bagaimana caranya merawat batu-batunya. Mataku berbinar mendengar suatu alat yang sudah lama ingin kumiliki, singing bowl. Sebuah alat untuk menetralkan energi, membantu konsentrasi, terlebih untuk meditasi.
Ini bukan cerita perjalanan spiritual, ini hanya sebuah cerita bahwa bertemu dengan orang yang memiliki kertertarikan yang sama itu menyenangkan dan menambah pengetahuan.
Ini hanya cerita yang ditulis sambil menunggu kereta terakhir, untuk kembali dalam perjalanan, untuk kembali transit untuk mencapai tujuan, dan berulang seperti itu terus menerus. Karena hidup adalah perjalanan, bila perjalanan berakhir, maka hidupku selesai.

No comments: