Thursday 11 April 2019

Loncatan Kesadaran

Hey, I'm back! 
Rajin amat sih sekarang nulisnya?
Ya dalam rangka ingin konsisten menulis aja, supaya ide yang ada di kepala bisa dikeluarkan di tempat yang layak, siapa tahu kan idenya bisa menginspirasi yang baca atau yang baca manggut-manggut karena pernah punya pengalaman yang sama dengan yang dituliskan di sini.

Dulu, di akhir tahun 2017 kayaknya, saya pernah nulis setiap hari berturut-turut selama sebulan karena sebuah challenge, kalau dulu bisa kenapa sekarang ga bisa, ya kan?
Jadi ya, karena ide itu kadang datangnya kapan aja, di mana aja dan terlintas waktu kita lagi ngapain aja, kebanyakan kalau nyari waktu yang pas buat nulis ya idenya hilang. Pernah nih lagi di toilet dapat ide matang banget di kepala, sebuah kalimat yang bisa dikembangkan jadi tulisan yang cukup panjang, eh pas depan laptop, nyari posisi enak, udah pasang musik biar mood oke, idenya kabur. 

Sebelum idenya kabur nih, mari saya ceritakan, hehehe...
Saya dalam posisi akan butuh sebuah dress formal untuk menghadiri sebuah acara besar bulan depan, terus kan karena saya juga kadang suka cepat capek kalau harus keluar masuk toko di mall, ya saya cari-cari online aja, cuma buat observe harga pasar dan model dan ukuran. Begitu masuk ke ukuran, ini yang bikin saya mengalami loncatan kesadaran. Hahaha... ok, it sounds too serious tapi saya belum menemukan kata yang tepat untuk istilah ini. Tell me if you know the right words for it after you read this story, please.

Saya konsisten mengukur ukuran dan berat badan saya untuk mengetahui progress saya latihan selama ini (goal kedua setelah sehat), untuk berat badan saya hanya menimbang kalau ingat atau pengen aja sedangkan untuk ukuran badan atau lingkar-lingkar ini saya lakukan per tiga bulan (kalau inget juga). Dari hasil beberapa kali ukur, hasilnya lumayan lah lingkar pinggang ga lebar-lebar amat. 

Lalu kemudian, waktu kemarin lagi asik cek sana-sini, terus mikir "wah ini kayanya ukuran ini nih yang pas" dan menemukan ukuran si model dan lihat lingkar pinggangnya, otomatis terucap "ini orang makan apa sih" dan merasa lingkar pinggang saya sungguhlah besar apalagi tinggi saya yang cuma segini aja dan lalu sedih sendiri.
Nah ini yang dinamakan loncatan kesadaran, karena di menit berikutnya saya sadar, saya ga bisa membandingkan badan saya sama model itu, kami beda. Mungkin profesinya dituntut untuk punya pinggang sekecil itu, mungkin untuk dapat ukuran itu dia ga bisa makan apa yang saya makan, atau dia harus diet ekstrem yang tidak saya lakukan.

Ini sifat yang menurut saya manusiawi sekali, kadang tanpa sadar kita membandingkan tapi setelah itu kita ingat, kita tidak bisa seperti itu, saya adalah saya, dia adalah dia, kamu adalah kamu dan kita berbeda. Nah waktu kita ingat di menit atau detik berikutnya lah yang saya maksud loncatan kesadaran, untuk kembali sadar menjadi pribadi yang mencintai diri sendiri dan menerima apa adanya.

Adalah momen di mana kita menilai rendah orang lain, berprasangka buruk, merasa lebih baik dari yang lain atau sifat negatif lainnya dan kemudian kita sadar, dibangunkan oleh kebaikan dan rasa rendah hati.
Mungkin bagi setiap orang momen untuk meloncatnya beda-beda, ada yang sadar di detik berikutnya, di menit berikutnya, atau di hari selanjutnya.
Atau mungkin sebagian orang butuh bantuan orang lain untuk menampar agar mampu meloncat dan menjadi sadar.

Semoga kita selalu dalam kesadaran.



Cheers!

No comments: