Rasanya seperti tak mengenalmu,
Sepertinya kau mulai di luar jangkauanku,
Tak ada sapa, apalagi cerita
Tersenyum pun kau terpaksa,
Ini apa?
Sisa kecewa atau kau mulai perlahan lupa,
Aku lebih suka kau kecewa,
Setidaknya masih ada rasa,
Setidaknya masih ingat walaupun hanya nama
Penggalan kisah hidup, gabungan curahan hati dan imaji, dan sesuatu yang kadang terlintas yang disebut inspirasi.
Tuesday, 31 January 2017
Asing
Sunday, 15 January 2017
Ceracau mimpi dan caci maki
Pernahkah kamu menonton film, dan kamu memetik banyak ilmu dari film tersebut.
Bagaimana cara memanusiakan manusia, bagaimana cara berkomunikasi dengan semesta, atau bagaimana cara menyembuhkan luka.
Saya tertarik untuk menonton sebuah film, yang ternyata film tersebut mendapatkan banyak penghargaan bergengsi, judulnya La La Land. Sebuah film musikal yang dengan menonton atau cuma mendengar lagu - lagunya, kamu dibuat jatuh cinta.
Film ini mengajarkan kita untuk terus berusaha mengejar mimpi, mempertahankan cinta dan idealisme. Kadang mimpi dan idealisme dikalahkan realita demi mempertahankan cinta, atau cinta sudah tak bisa bersama mengejar mimpi. Banyak yang membandingkan film ini dengan film lain yang sejenis, drama romantis melankolis dan tidak berakhir manis, tapi sayang film tersebut bukan film musikal. Jadi kalau mau dibandingkan, it is not really apple to apple.
Dari 2 jam lebih durasi film, apa yang membuat saya menitikkan air mata? Sebuah pelajaran yang saya petik sendiri, bahwa dalam hidup, kita boleh saja menjalani hidup tanpa berlari, tapi berusahalah untuk tetap mengejar mimpi.
Dalam hidup, bisa saja kamu melaluinya penuh caci maki, tapi menerima caci maki lebih baik daripada ikut menghakimi hidup lain.
Karena, yang sayang bisa jadi benci, yang benci akan semakin benci, dan yang benci mengajak teman untuk senakin membenci lagi.
Mencaci itu mudah, membenci dan menghakimi itu seperti menelan ludah, tapi siapkah bila kenyataan tak selamanya indah?
Monday, 9 January 2017
Kunci Halaman
Ayo pulang!
Sebentar
Kenapa kau senang sekali bermain di halaman orang?
Tidak selalu
Apa karena rumputnya?
Ah, kau tahu juga pepatahnya
Kau tahu itu rumput import?
Benarkah? Pantas saja terlihat berbeda
Padahal rumput lokal juga tak kalah bagus, bila ditata dengan indah
Di halaman rumah yang mana?
Kau berpindah main di halaman rumah orang dengan mudahnya
Tidak selalu mudah
Apa yang punya rumah tahu?
Kadang ya, kadang tidak
Apakah hatimu juga mudah berpindah seperti itu?
Ah, kau mulai cari mati membahas hati saat aku sedang main begini
Kenapa tak bermain di halaman rumahmu sendiri?
Kamu tahu itu masih terkunci
Di mana kuncinya?
Tak tahu
Kau buang atau lupa tersimpan?
Terbuang atau dilupakan
Itu antara kau lakukan sengaja dan tidak
Kau tahu rasanya terluka
Kau bicara apa? Apa rumahmu baik-baik saja? Apa yang terluka?
Bodoh! aku bicara hati
Kau bilang aku cari mati bila membahasnya
Ya, dan semakin kau bertanya, namamu kuganti babik
Jadi kapan kau kembali?
Sebentar lagi
Kau sudah punya kunci?
Tidak, mungkin aku akan menunggu atau aku ganti pintu
Saturday, 7 January 2017
Akankah? Katanya
Katanya cinta bisa dilihat dari tatapan mata,
Katanya bahagia bisa dilihat dari bagaimana caranya tertawa,
Katanya sayang itu seperti perasaan dimana kamu ingin melakukan apapun untuk melihatnya tersenyum ceria,
Katanya rindu itu diukur dari bagaimana usahanya untuk bertemu atau untuk menghubungimu,
Tapi akankah cinta itu masih ada ketika tatapanmu sudah tak sehangat dulu, tawamu tak sesering dulu,
Akankah sayang itu berubah menjadi rela berbagi kesakitan dan menggantikanmu menahan sakit,
Akankah rindu itu menjadi usahanya untuk tetap bersamamu, menjagamu, membersihkan muntahanmu atau kotoranmu, karena menyuapimu adalah hal biasa dan hidup tak selamanya semanis itu,
Akankah semua rasa itu tetap sama?
Akankah kamu?
Tuesday, 3 January 2017
(Tak) Berlari
Selamat tahun baru!
Apa resolusimu di tahun ini? Terdengar klise memang, tapi kadang itu penting sebagai target, tak perlu berambisi, hanya perlu dilakukan penuh konsistensi, diiringi doa dan banyak keberuntungan. Punyaku tahun ini?
Tuhan tahu mauku apa.
Sore tadi aku bertemu teman lamaku, teman dari masa kami remaja, masa SMA, saat kami semua tak perlu memikirkan pekerjaan atau keluarga. Aku bertemu mereka, dan merasakan perbedaan. Bukan tentang bagaimana mereka memperlakukan aku, kami masih saling menyela seperti dulu. Tapi ini tentang hidup, entah aku yang jalan terlalu lambat atau mereka berlari begitu cepat, diantara mereka, aku tertinggal.
Akan kusampaikan padamu tentang pertanyaan klise disetiap pertemuan teman lama, atau arisan keluarga, atau basa basi yang sebetulnya bisa menyakitkan hati. Nah, bila teman - temanku sudah memasuki tahap pertanyaan ke 3 atau ke 4, aku belum mampu menjawab pertanyaan pertama, bahkan pertanyaan untuk persiapan menuju tahap 1 pun, aku tak tahu harus menjawab apa.
Ini lucu, tahun terus bertambah, kehidupan semakin maju, teknologi semakin canggih, manusia semakin pintar tapi kenapa tolak ukur kehidupan seseorang bisa ditentukan oleh pertanyaan diserangkaian tahap itu.
Ah, aku mulai bosan dengan pertanyaannya, aku hanya akan diam, dan menjawab bila sudah bisa kubuktikan.
Aku akan ikut berlari seperti kalian dalam kehidupan, tunggu saja.