Di tengah kota yang hiruk pikuk,
yang tak tidur di sebagian sudutnya,
yang dipuja keindahan alamnya,
yang dijunjung tinggi adat budayanya,
yang berlomba-lomba menawarkan surga.
yang tak tidur di sebagian sudutnya,
yang dipuja keindahan alamnya,
yang dijunjung tinggi adat budayanya,
yang berlomba-lomba menawarkan surga.
Hanya ada aku dan sendiriku,
aku dan tangis diam-diamku,
dan aku dengan semua isi kepalaku.
Rasanya seperti dalam kandang,
tak bisa ke luar bebas,
rasanya selalu dalam pengawalan,
tak bisa lari melesat pesat,
rasanya selalu ada sekat,
keterbatasanku, dinding itu, jarak itu,
seperti rantai kasat mata,
dan aku merasa ditinggal dunia.