Saturday, 11 May 2024

Sepi

Di tengah kota yang hiruk pikuk,
yang tak tidur di sebagian sudutnya,
yang dipuja keindahan alamnya,
yang dijunjung tinggi adat budayanya,
yang berlomba-lomba menawarkan surga.

Hanya ada aku dan sendiriku,
aku dan tangis diam-diamku,
dan aku dengan semua isi kepalaku.

Rasanya seperti dalam kandang,
tak bisa ke luar bebas,
rasanya selalu dalam pengawalan,
tak bisa lari melesat pesat,
rasanya selalu ada sekat,
keterbatasanku, dinding itu, jarak itu,
seperti rantai kasat mata,
dan aku merasa ditinggal dunia.

Monday, 13 February 2023

Tenang Untukmu

Karena senyummu, lembutmu dan manismu, 
Aku pernah jatuh hati,
Karena kamu yang mengalah, kamu yang berselah, dan lebih memilih saudara tanpa hubungan darah,
Aku berpindah hati.

Kamu dan aku tak pernah benar-benar bersama,
Kenangan kita hanya ribuan pesan, canda dan pertemuan di malam buta di rest area.
Ketika kamu telah berbahagia dan meminang pujaan hati,
Aku merasa sangat sendiri dan menangis sejadi-jadi.

Rasanya, kita tidak pernah saling membenci,
Masih ada kabar, sapa dan tawa,
Sampai kuterima kabar duka.

Untuk janji yang belum terpenuhi,
Untuk kata yang pernah menyakiti,
Untuk sikap yang telah melukai hati,
Aku meminta maaf, memaafkanmu dan merelakanmu pergi.

Untuk kenangan yang indah,
Untuk pengalaman yang tak terlupakan,
Untuk persahabatan yang tak terpisahkan,
Terima kasih, kehadiranmu telah mewarnai hidupku.

Untuk semua kebaikan dan hangatmu,
Semoga surga menjadi tempat abadi yang nyaman bagimu.





*late post, dedicated to someone,

May He Rest in Peace*

Monday, 3 October 2022

Dalam Badai Jakarta

Diantara jadwal meeting, tumpukan email dan list pekerjaan yang belum diselesaikan, tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan di kepala "Di moment kapan ketika kamu sadar kalau kamu benar-benar sendiri?". Sebuah perasaan di mana kita merasa sendiri dan tidak tahu dengan atau kepada siapa harus berbagi. 
Hujan badai dan petir di Senin sore ini membuat saya merinding dan ketakutan, entah karena apa, padahal ini bukan pertama kalinya saja mengalami hal seperti ini sendirian. Saya pun dalam kondisi aman tanpa kebasahan setetes pun. 
Ah, mungkin saya menjadi tiba-tiba mellow karena sesaat sebelum hujan turun, saya dikirimi sebuah foto yang membuat hati saya sakit. Suatu hal yang mampu memporak-porandakan pertahanan hidup saya, yang bisa membuat air mata sulit ini untuk berhenti dan membangunkan rasa bersalah saya setiap saat.

Saya ingin bilang "Saya takut, takut badai ini pertanda atau membawa sesuatu." tapi tidak tahu kepada siapa menyampaikan itu, membagikan perasaan saya sekarang. 

Di saat ini, saya benar-benar merasa sendiri.
Dan beruntunglah kamu bila ada yang menemani, 
baik yang duduk di sampingmu, 
atau dia yang selalu ada di hatimu.




Cheers!