Mengapa kita terinspirasi ketika kita patah hati?
Lebih menghayati lirik,
Mendalami puisi dan menyelam menjadi pujangga dalam sebuah prosa.
Mengapa kita menangis tanpa air mata ketika hati pecah terbelah?
Bukankah luka yang disimpan lebih menyakitkan daripada mengeluarkan sumpah serapah?
Mengapa kita tak pernah jera mencintai?
Sudah tahu bila lukanya tak bisa sembuh sehari, dan kecewa dapat membunuh mimpi.
Sedalam apa kita tahu tentang hati?
No comments:
Post a Comment