Friday 17 April 2009

It was never change!!

Kemarin malam sekitar jam setengah 9 bapa saya manggil dan komentar tentang acara yang di tontonnya, itu berarti beliau minta ditemani nonton tv. Kalau saya tertarik saya akan duduk disebelahnya dan jadilah kita nonton bersama, tapi kalau menurut saya acara tersebut tidak menarik, saya akan lebih memilih untuk mendengarkan radio di kamar.

Kebetulan acara yang sedang bapa saya tonton menarik perhatian saya, tentang salah satu partai besar yang sedang ramai membicarakan langkah kedepannya akan berkoalisi dengan siapa, siapa calon yang akan diajukan, dan menentukan apakah akan masuk kedalam sistem dan kekuasaan atau bergabung menjadi partai oposisi yang selama ini belum pernah partai tersebut lakukan. Sudah sangat jelas bahwa saya membicarakan partai Golkar.

Acara yang saya tonton kemarin bersama bapa saya adalah Apa Kabar Indonesia Malam, acara tersebut dibagi menjadi 2 sesi. Narasumber di sesi pertama adalah para ketua DPD partai Golkar dari Gorontalo, Jabar, dan Lampung. Dari apa yang beliau-beliau sampaikan tampak sekali kalau mereka tidak puas dengan apa yang telah dibicarakan bersama DPP sebelumnya, dan timbullah konflik internal atau ketidaksamaan pendapat tentang masa depan partainya di partai tersebut. Di sesi 2 yang menjadi narasumber adalah Bapak Surya Paloh selaku ketua dewan penasihat partai tersebut, tapi sayangnya (menurut saya) beliau berbicara terlalu berbelit-belit, tidak langsung pada intinya.



Melihat partai besar sebegitu ramainya membicarakan masalah strategi politik, saya jadi teringat dulu ketika masih kuliah, saya bersama teman-teman yang lain di BEMA POLBAN saat akan dilakukan pemilihan Ketua BEMA sibuk membicarakan strategi dan peluang yang akan terjadi. Bagaimana mendapatkan suara dari golongan A, golongan B, bagaimana cara mendekatinya, konsolidasi dilakukan dengan hati-hati, dan tidak lupa pula menyiapkan tim suksesnya. Di kampus pengendali suara atau dukungan ada di tangan Himpunan/Ikatan dan UKM, jadi untuk mendapatkan dukungan mereka calon-calon ketua itu harus pintar-pintar berkonsolidasi. Padahal ini hanya sekelas politik di kampus saja, pasti pusing sekali Bapak-bapak disana memikirkan masalah politik partainya.


Menurut Wikipedia Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara kontitusional maupun nonkontitusional. Sejak SMA setelah saya mempelajari tata negara saya jadi tertarik dengan kata hukum dan politik, biasa saja memang pada saat itu, tapi dari situ saya dan teman saya saat itu bercita-cita untuk jadi anggota Badan Ekskutif Mahasiswa agar lebih aware lagi (setelah kuliah hanya saya yang masuk BEM), pada saat kuliahpun ketika pelajaran hukum bisnis saya akan duduk paling depan, atau bila duduk dibelakang saya akan memasang telinga saya dengan baik dan tidak mengobrol dengan teman agar tidak tertinggal. Kalau saya ingat-ingat lagi lucu sekali memang dan itu dilakukan bukan untuk menjadi politikus atau pengacara, hanya untuk pengetahuan saya. Guru dan dosen saya pernah berkata bahwa bagaimanapun untuk ruang lingkup apapun politik akan selalu penuh dengan cerita, intrik, strategi, seni, ilmu dan yang lainnya.

And that's why i always excited talk bout that.



No comments: